Archive

Posts Tagged ‘Belajar Bisnis’

Dari OB Jadi Vice President Citibank

December 21, 2010 Leave a comment

Dari OB Jadi Vice President Citibank “Houtman Zainal Arifin”
Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.

Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak Houtman. Berikut kisah inspirasinya:

Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.

Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya.
Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama

Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.
Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.

Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua” begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen yang ada.

Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.

19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang .

Lemahnya Eksekusi, Biang Kerok Kegagalan Bisnis

(managementfile – Strategic) – Ketidakdisiplinan dalam melakukan eksekusi strategi bisnis ternyata yang menjadi biang kerok kegagalan dalam mencapai sebuah target usaha.

Penulis buku “Execution: The Dicipline of Getting Things Done” asal India, Ram Charan mengatakan, 70 persen penyebab kegagalan strategi yang utama disebabkan oleh lemahnya eksekusi.

Pernyataan Ram diperkuat oleh Board of Partners Dunamis Organization Services, Agi Rachmat, yang menegaskan bahwa lemahnya eksekusi menjadi tantangan perusahaan atau organisasi saat ini, termasuk di Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa hampir semua bagian dalam sebuah perusahaan atau organisasi mampu membuat strategi yang, menurut dia, “sophisticated” untuk mencapai tujuan. Namun hasil akhirnya sering mengalami kegagalan.

Jelas jika berdasarkan pada analisa FranklinCovey, organisasi jasa pelatihan pengembangan kepemimpinan asal Amerika Serikat (AS), kegagalan mencapai target bukan karena salah strategi maupun perencanaan tetapi karena ketidakdisiplinan dalam mengeksekusi hal-hal yang telah ditetapkan sejak awal.

Untuk menghilangkan kebingungan mengenai apakah eksekusi itu, Agi menjelaskan bahwa eksekusi merupakan disiplin dalam mencapai hal yang dianggap penting.

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, seorang eksekutor lah yang berkewajiban mengawal strategi yang dibuat untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

“Artinya seorang pemimpin yang ingin target perusahaannya tercapai harus menjadi eksekutor yang mau `mengawal` strategi yang telah dibuat dan memastikan berhasil,” ujar Agi.

Karena itu, lanjut dia, seorang pemimpin tidak hanya hebat dalam membuat strategi tetapi juga wajib mampu melakukan eksekusi.

Beberapa hal yang sering kali menggagalkan eksekusi yakni tidak tahu tujuan yang ingin dicapai, tidak tahu bagaimana mencapai tujuan, tidak memiliki ukuran yang memantau progres pencapaian, dan tidak saling bertangung jawab.

Transparan pada karyawan

Peneliti dan pengajar di University of West Indies, Carribean, yang juga menjadi Eksekutif Direktur Pusat Penelitian Tingkat Lanjut FranklinCovey, Dean Collinwood mengatakan sering kali seorang karyawan tidak mengetahui apa yang hendak dicapai sebuah perusahaan.

“Coba tanyakan pada `office boy` soal target perusahaan kita tahun ini, coba tanyakan tukang kebun target kita tahun ini, pasti mereka tidak tahu,” ujar Collinwood.

Padahal untuk mencapai sebuah target semua karyawan harus mengetahui apa target kongkrit yang ingin dicapai, ucap dia.

“Bukan pimpinan yang akan mencapai target itu, tapi karyawan yang akan membantu dia mencapai target itu. Jadi karyawan perlu tahu berapa profit yang ingin dikejar perusahaan tahun ini,” tegas Collinwood.

Berkaca pada pengalaman sebuah BUMN tambang batubara Meksiko yang produksinya mencukupi 10 persen kebutuhan batubara di dalam negeri. Ia mengatakan di saat kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik meningkat, produksi BUMN tersebut justru turun drastis.

Collinwood menegaskan tidak ada transparansi dari perusahaan kepada karyawannya tentang target yang ingin dicapai, dan lebih parah lagi tidak ada transparansi tentang kondisi perusahaan saat itu.

“Sampai akhirnya manajemen membiarkan karyawan mengetahui kondisi perusahaan, dan mengetahui target perusahaan. Mereka (manajemen) menempelkan hasil capaian produksi perusahaan di dinding sebelum masuk ke dalam tambang, dan ini membangun motivasi pekerjanya,” ujar Collinwood.

Transparansi tersebut, menurut dia, tidak saja menular pada karyawan tetapi juga keluarga karyawan. Sehingga keluarga karyawan terbiasa membuat perencanaan, target, dan mengeksekusinya sendiri

“Hasilnya BUMN tambang batubara ini berhasil menaikan produksinya tiga kali lipat,” ujar dia.

Collinwood mengatakan pimpinan tertinggi BUMN itu turun tangan langsung memberikan pelatihan kepada karyawannya tentang cara melakukan eksekusi strategi target perusahaan.

“Bagi pimpinan memberikan pelatihan langsung ke karyawannya merupakan bentuk eksekusi strategi,” ujar dia.

Pahami inti bisnis

Menjalankan bisnis dengan sepenuh hati menurut Agi Rachmat merupakan hal paling penting. Dan jika kegagalan eksekusi berulang kali terjadi, Agi mengatakan sebuah pertanyaan perlu dilontarkan pada seorang pemimpin. “Pahamkah anda akan bisnis anda sendiri?”

Pertanyaan tersebut, menurut Agi, perlu dijawab oleh seorang pemimpin.

FranklinCovey yang telah mengembangkan pengukuran untuk mengukur seberapa baik suatu organisasi dan unit kerjanya dalam menyelesaikan atau mengeksekusi tujuan dan sasaran pentingnya dengan sukses melalui angka “execution quotient” (xQ).

FranklinCovey juga menetapkan angka indikator nol (buruk sekali), 1-40 (tidak bagus), 41-74 (sedang/medioker) , 75-99 (bagus), 100 (sempurna).

Dari ratusan perusahaan yang disurvei, Agi mengatakan 10 perusahaan dengan nilai tertinggi mendapat nilai indikator 78, yang berarti bagus.

Namun, berdasarkan suvei FranklinCovey di berbagai benua, nilai tertinggi 10 perusahaan tersebut belum mampu menyaingi perusahaan-perusaha an multinasional yang kini mampu “mengglobal”.

Survei di Asia Pasifik diperoleh nilai indikator tertinggi 84, di Amerika Serikat diperoleh angka tertinggi 85, sedangkan rata-rata global diperoleh angka 81.

Untuk itu, menurut Dean Collinwood, jika ingin menjadikan “great” perusahaan, dimana memperhatikan performa bukan sekedar profit, mendambakan loyalitas konsumen bukan sekedar kepuasan, menginginkan karyawan mencurahkan hati dan pikiran untuk perusahaan bukan sekedar keberadaan fisik di kantor, dan komitmen memberikan hal berharga untuk Indonesia bukan sekedar bisnis belaka, maka eksekusi strategi atau perencanaan menjadi hal yang wajib dijalankan.

Sumber : www.managementfile. com

Categories: 1 Tags:

Menjadikan Konsumen Sebagai Pemasar

January 21, 2010 1 comment

Apakah kegiatan pemasaran yang efektif harus dilakukan melalui iklan atau promosi ? Mungkinkah kita bisa melakukan pemasaran tanpa pemasaran? Dapatkah kita menjadikan konsumen sebagai pemasar kita? Itulah ide dasar Brand Hijack. Alex Wipperfurth, penulis buku Brand Hijack, Marketing without Marketing mendefinisikan brand hijack sebagai pengambilalihan merek oleh konsumen. Untuk menciptakan merek yang diambil alih, ada dua elemen penting yang diperlukan yaitu merek itu sendiri dan konsumen.

Peran Merek
Calon merek yang diambil alih harus menawarkan suatu terobosan baru serta menjadi bagian dari gaya hidup, asosiasi atau aktivitas, dimana pemain pertama biasanya akan menjadi trend setter. Merek yang diambil alih juga harus memiliki kualitas. Kualitas bukan berarti semata teknologi yang lebih baik, melainkan pengalaman yang lebih baik.

Konsumen juga bukan lagi sekedar target pasar, melainkan partner. Sementara merek biasa hanya memperhitungkan volume penjualan dan keuntungan semata, merek yang diambil alih mengorbankan volume dan keuntungan pada awalnya guna mendapatkan orang yang tepat untuk memiliki pengalaman terhadap produk tersebut. Sementara merek biasa ditujukan untuk semua orang, merek yang diambil alih memiliki sejumlah rintangan bagi orang untuk mendapatkannya sehingga konsumen akan lebih mencintainya. Salah satu contoh adalah para penggemar fanatik merek Louis Vuiton yang rela mengantri demi mendapatkan merek yang mereka cintai.

Peran Pemasar
Selanjutnya, elemen kedua adalah konsumen yang mengambil alih merek tersebut. Ada sekelompok konsumen yang sangat fanatik terhadap suatu merek. Ada konsumen Nike ataupun Harley yang rela menato tubuhnya dengan logo produk tersebut. Kelompok ini disebut brand tribe yaitu sekelompok orang yang memiliki ketertarikan terhadap merek tertentu serta menciptakan nilai sosial paralel dengan nilai pribadi, ritual, kosa kata dan hierarkinya. Dengan demikian, riset pasar bukan hanya untuk wawancara biasa, melainkan harus mencakup antropologi untuk mengerti sub-budaya, ritual serta budaya konsumsi. Komunitas merek ini merupakan tren sosial yang berkembang saat ini.

Mengubah konsumen dari pemakai biasa menjadi orang yang fanatik terhadap merek. merupakan suatu perjalanan. Konsumen tersebut awalnya hanya sebagai anggota. Tahapan berikutnya, konsumen mengalami brandwash. Setelah itu, anggota brand tribe tersebut membantunya menciptakan sosial paralel. Akhirnya, konsumen tersebut mengikuti semua program yang ditawarkan merek tersebut. Sang merek memprogram apa yang dipikirkan serta dilakukan anggotanya.

Perjalanan menuju merek yang diambil alih terdiri dari tiga fase:

Fase pertama adalah tribal marketing, yakni pelanggan awal (early market) mengembangkan produk mereka. Pelanggan awal juga merupakan promosi yang baik melalui ‘word of mouth’ sekaligus membentuk jaringan atau komuniti. Dengan demikian, memilih pasar awal yang baik, yang memiliki keahlian, waktu serta penghargaan terhadap merek merupakan hal yang kritis.

Fase kedua adalah ko-kreasi. Setelah pelanggan awal tersebut terbentuk, mereka akan mengambil alih pesan dari merek tersebut.

Pada fase berikutnya, pasar utama yang besar telah siap mengadopsinya. Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah menjaga momentumnya. Saat ini, fokus kita bukan lagi hanya apakah merek itu ataupun apa yang dilakukan merek itu, tetapi sudah menawarkan fungsi budaya, yakni apakah arti merek itu. Ide dasar yang hendak dikemukakan adalah: menjadikan konsumen sebagai pemasar, serta menjadikan merek kita sebagai budaya.

Sumber : www.managementfile. com

Categories: 1 Tags:

Info Seminar Investasi

April 20, 2009 2 comments

Anda tertarik untuk masuk dunia Investasi ?
Ingin tahu PELUANG INVESTASI yang UP TO DATE..?
Datang dan temukan rahasianya dalam :

1. Seminar Profit Profit Hanseng  tanggal 17 & 18 April 2009
Untuk Informasi selengkapnya dapat klik disini
http://vibiznews.com/ft101.php

2. Seminar Profit Profit Forex Trading tanggal 24 April 2009
Untuk Informasi selengkapnya dapat klik disini
http://vibiznews.com/seminar_forex.php

3.  Seminar Investasi Property & Emas tanggal 17 & 18 April 2009
Untuk Informasi selengkapnya dapat klik disini
http://vibiznews.com/seminar_emas.php

4.  Seminar Financial Planing & Investasi tanggal 17 & 18 April 2009
Untuk informasi selengkapnya dapat klik disini
http://vibiznews.com/seminar_financial.php

Kami juga memberikan sarana trading gratis tanpa modal…
Simulasi Trading Championship

Dapatkan hadiah menarik :

  • Pemenang I    =  additional Margin sebesar Rp 15.000.000,-
  • Pemenang II   =  Workshop Seminar Investasi Vibiz senilai Rp.8.000.000,-
  • Pemenang III  =  Buku Forex/Stodex plus 1 paket CD Wealth  Management

Jadwal Registrasi :
Pendaftaran dimulai 06 April 2009  pukul 00.00 wib
ditutup Kamis 30 April  2009 ( pkl 04.30 )

Jadwal Kompetisi :
Simulasi dimulai senin 04 Mei 2009 pukul 00.00 wib
ditutup Sabtu 30 Mei 2009 ( pkl 04.30 )
Daftarkan diri anda segera…..

ANDA MASIH RAGU – RAGU… Perlu Bukti..??
Pemenang NATIONAL TRADING CHAMPIONSHIP Periode -1

Bila bapak menginginkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi

mathilda :  ( 021 ) 32392790 / 0813.1999.2292
website kami di www.asiaroxy.com

regards
agus  0812.8852.0256
PT Asia Kapitalindo Jakarta

Nb : Untuk registrasi STC kolom referensi isi agus/roxy

Faktor Penting Penentu Strategi Pricing

Bisnis seringkali mengeluarkan kebijakan harga yang salah bagi produknya. Hasilnya adalah bottom line yang buruk ataupun kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap beberapa faktor penting dalam pricing. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang menjadi syarat kapan Anda bisa menaikkan ataupun menurunkan harga.

Harga merupakan salah satu komponen yang harus Anda kaji terus menerus secara periodik. Harga mempunyai peran yang sangat signifikan karena berpengaruh langsung terhadap positioning dan penjualan suatu produk. Berikut ini adalah sebagian faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mempertimbangkan kebijakan harga:

Value Perception

Faktor utama yang paling mempengaruhi pembelian suatu produk adalah persepsi value produk tersebut di mata konsumen. Jika konsumen memandang bahwa value produk tersebut sesuai atau bahkan melebihi harga yang harus ia bayarkan, maka tentunya peluang konsumen untuk melakukan pembelian semakin besar. Sebaliknya, jika konsumen memandang bahwa value yang didapatnya dari produk lebih kecil daripada harga yang harus dibayarkannya, maka konsumen tidak akan melakukan pembelian. Namun, persepsi value pada pelanggan ini sangat bersifat subyektif dan beragam pada masing-masing pelanggan. Lagi-lagi, Anda harus sangat memahami profil target pasar untuk menerapkan pricing yang tepat.

Contohnya adalah Sony yang setelah merilis kamera DSLR Sony α-200 kemudian merilis Sony α-300 yang fiturnya tidak jauh berbeda. Perbedaan keduanya hanyalah α-300 yang memiliki fitur Live View dan tilted screen LCD monitor, selebihnya sama. Sementara itu, selisih harganya sekitar Rp 1 juta. Dari sisi konsumen, sebagian menganggap bahwa fitur Live View dan tilted screen tidak terlalu memberikan value baginya.  Namun, sebagian juga beranggapan bahwa fitur tersebut sangat memberikan manfaat, misalnya ketika harus memotret dari angle yang sulit. Jadi, penting bagi Anda untuk memahami persepsi konsumen terhadap value sebelum menentukan strategi pricing.

Price Range

Jika Anda sudah mempelajari konsumen, maka seharusnya Anda memahami bagaimana persepsi mereka terhadap harga. Setiap konsumen mempunyai price range masing-masing untuk produk/layanan yang akan ia beli. Mereka mempunyai titik harga tertinggi dan terendah dimana mereka bersedia untuk membayar. Jika harga berada di atas titik harga tertinggi, maka kemungkinan besar mereka tidak akan melakukan pembelian karena terlalu mahal. Sebaliknya, jika harga ditetapkan di bawah titik terendah, maka mereka juga akan menolak membeli. Mengapa? karena harga yang terlalu rendah bisa mencerminkan kualitas yang jelek, menurunkan tingkat kepercayaan, hingga menghilangkan prestise suatu produk.

Competitor

Faktor eksternal yang harus Anda perhatikan dalam menentukan strategi pricing adalah bagaimana pricing competitor? Bagaimana value produk Anda di mata pelanggan jika dibandingkan dengan competitor? Lakukan kajian pricing secara periodik karena mungkin saja competitor melakukan perubahan strategi pricing, sehingga mengubah persepsi value di mata pelanggan.

Misalnya, Sony yang memangkas harga Sony PlayStation 3 disebabkan oleh kondisi perekonomian yang melemah, serta persaingan yang ketat dengan console game lain seperti Xbox 360 dan Nintendo Wii yang cenderung lebih murah. Pemangkasan harga tersebut berbuah manis, karena penjualan PS3 tercatat naik 1.12 juta unit dibandingkan dengan tahun lalu.

Berikut ini adalah beberapa panduan mengenai bagaimana kondisi yang sesuai untuk menaikkan ataupun menurunkan harga.

Anda bisa menaikkan harga jika target pasar Anda termasuk yang termasuk inelastic terhadap harga (kelas atas). Jadi, Anda menaikkan harga pun, maka mereka tetap akan membeli. Misalnya, jika produk Anda premium, sehingga bagi pelanggan, semakin tinggi harga, maka prestisenya juga semakin besar. Kemudian jika tujuan Anda  adalah mencapai margin laba yang tinggi, maka menaikkan harga adalah salah satu cara yang bisa ditempuh.

Kemudian Anda dapat menurunkan harga jika target pasar merupakan mereka yang cukup elastis terhadap perubahan harga, sehingga sedikit penurunan harga akan berpengaruh besar terhadap penjualan. Kondisi perekonomian yang melemah seperti ini juga mendorong tekanan untuk semakin menurunkan harga seiring dengan konsumen yang memangkas pengeluaran. Namun, ingat selalu bahwa harga adalah bagian dari positioning. Jangan sampai Anda menurunkan harga terlalu rendah sehingga semakin menurunkan positioning produk Anda sendiri.

Dengan menimbang berbagai faktor tersebut, maka Anda dapat menyusun kebijakan pricing yang tepat.

Categories: Belajar Bisnis Tags:

Positioning Skill in Selling

Penting bagi seorang salesperson untuk memiliki skill dalam memasarkan barang dengan baik. Salah satu skill yang terpenting adalah positioning skill, yang merupakan skill yang akan menjadikan produk dan layanan Anda unggul di benak konsumen.

Positioning skill merupakan skill bagaimana Anda selaku salesperson bisa memposisikan suatu brand dengan value proposition brand tersebut ke dalam benak konsumen. Kunci salesperson dalam melakukan positioning dengan baik adalah dengan melakukan diferensiasi atau menonjolkan keunikan yang dimiliki oleh brand tersebut. Tanpa ada keunikan tersendiri, maka positioning yang dilakukan tidak akan kuat.

Positioning tidak akan lengkap sebelum Anda menyampaikan keunggulan dari produk/layanan Anda dibandingkan dengan pesaing. Karena dalam proses selling, ketika Anda mencoba menjual produk, maka tentu dalam pikiran pelanggan sudah langsung membandingkan produk/layanan Anda head-to-head dengan pesaing, yang mungkin saja saat itu mereka gunakan.

Untuk melakukannya, maka Anda sudah terlebih dulu mengetahui fitur dan manfaat apa yang menjadi keunggulan produk/layanan Anda dibandingkan pelanggan. Terlebih dahulu Anda harus membuat daftar mengenai apa saja kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh pesaing. Kemudian, Anda bisa membuat suatu pesan positioning yang kuat dengan menunjukkan bahwa dari keunggulan-keunggul an yang dimiliki, maka produk/layanan Anda masih merupakan yang terbaik dibandingkan dengan pesaing. Buat suatu value proposition yang padat dan sederhana, mudah diingat, dan menunjukkan bahwa produk Anda yang terbaik diantara pesaing.

Faktor yang perlu diingat adalah dalam melakukan positioning, Anda perlu untuk mengetahui fitur/value apa yang paling penting bagi pelanggan. Jika Anda memberikan fitur dengan value terbaik dibandingkan dengan pesaing lain, maka peluang Anda akan semakin besar. Dan yang lebih penting, tunjukkan bagaimana keunggulan produk Anda dapat menjawab kebutuhan dan masalah pelanggan. Intinya, posisikan produk/layanan Anda sebagai produk dengan value terbaik yang bisa menjawab kebutuhan pelanggan.

Categories: Belajar Bisnis Tags:

Seminar Tung DW Rp99rb = Seminar Biaya Rp 99.000 Oleh Tung Desem Waringin

February 19, 2009 Leave a comment

Perhatian!! Training ini 100 % Murni Pendidikan bukan Perekrutan Agen MLM atau Agen Asuransi. Money Back Guarantee!!

SEMINAR OLEH TUNG DESEM WARINGIN TERDAHSYAT 2009
Bagaimana Menjadi Milyarder Dalam Waktu Cepat

( ONE MINUTE MILLIONAIRE )

Raih 1 sampai 10 Milyar Pertama Anda melalui seminar ini!

Sekarang Anda bias jadi Milyarder dalam waktu 10, 5, 3 tahun !! dengan belajar di Seminar Terdahsyat 2009 ini dan Raihlah semua yang Terbaik dan Terindah untuk kehidupan Anda dan Keluarga!!

Seminar ini akan mengubah cara berpikir dan memberikan Anda ide – ide Luar Biasa tentang apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi Milyarder dalam waktu cepat!

Anda akan belajar cara menjadi Milyarder dalam waktu cepat dengan cara cerdas, masuk akal, dapat dicapai dan diterapkan, halal dan menganut prinsip kehati – hatian sehingga dalam 10, 5, 3 tahun Anda dapat menjadi MILYARDER

Dibawakan oleh orang yang sudah menjadi Milyarder dalam waktu cepat ( hanya dalam waktu 3 tahun ) yang metode – metodenya sedah terbukti diterapkan oleh banyak muridnya, PASTI akan mempercepat jalan Anda menjadi MILYARDER!!

Segera telepon dan Daftar SEKARANG, Esok kursi pasti terisi penuh!!

Hubungi Sekarang di 021 – 93353947

ANDA AKAN BELAJAR ( 100% Pendidikan ) =

  1. Bagaimana Menjadi Magnit Uang
  2. Bagaimana Menjadi Orang Yang Sikejar – kejar Uang dan Uang Berebut Masuk ke Rekening Anda dan Dompet Anda!
  3. Bagaimana Menemukan dan Mewujudkan Ide Milyaran Rupiah Anda Menjadi Kenyataan
  4. Bagaimana Memasarkan Produk/ Jasa Anda Secara Dahsyat, Sehingga Anda Dapat Menjadi Milyarder Dalam Waktu Cepat
  5. Bagaimana Membeli Property Dengan Sedikit atau Tanpa Uang Muka

( Nothing Down )

  1. Bagaimana Mengubah Money Blue Print Untuk Mencapai Kekayaan

( Money Blue Print : Cetakan Pengalaman Emosional Yang Mempengaruhi Sikap Kita Terhadap Uang )

INVESTASI SEMINAR =

Rp 490.000 untuk tiket Platinum dan Rp 290.000 untuk tiket Gold

Untuk Tiket Platinum mendapat Bonus senilai Rp 599.000 dan untuk Tiket Gold mendapat Bonus senilai Rp 174.000

  • CRAZY OFFER !!! untuk pembayaran sebelum tanggal 28 Februari 2009 Investasi Training menjadi hanya Rp 240.000 untuk Tiket Platinum dan Rp 99.000 untuk Tiket Gold
  • Dapatkan Discount 20 % dari Rp 240.000 dan Rp 99..000 Jika Anda membawa 1 Orang Teman ( Bawa 5 Teman Gratis Orang yang ke Enam )

Investasi Seminar ditransfer ke BCA No Rekening 7610461691. Untuk Mendaftar Hubungi = 021 – 93353947.

BONUS – BONUS – BONUS SENSATIONAL OFFER!!

( Hanya untuk 20 Orang Pendaftar Pertama )

· BONUS 1 CD e-book One Minute Millionaire senilai Rp 250.000, berisi 44 buku elektronik yang membahas ilmu lanjutan Bagaimana Menjadi Milyarder Dalam Waktu Cepat ( Bonus ini hanya untuk Tiket Platinum )

· BONUS 2 CD e-book Multi Millionaire Business senilai Rp 175.000, berisi 80 buku elektronik yang membahas ilmu membangun dan mengembangkan bisnis yang dahsyat dan akan menjadikan Anda Milyarder Dalam Waktu Cepat ( Bonus ini hanya untuk Tiket Platinum )

· BONUS 3 CD Software Investment Calculation senilai Rp 99.000, CD software yang berisi tentang rumus – rumus bagaimana cara mewujudkan pensiun muda dan kaya ( Retire Young Retire Rich )

· BONUS 4 CD 24 Milyarder Yang Dicerahkan senilai Rp 75.000, berisi tentang 24 prinsip untuk menjadi Milyarder Yang Dicerahkan

SEMINAR DIBAWAKAN OLEH =

Mr. Tung Desem Waringin

· Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia ( Versi Majalah Marketing )

· The Most Powerful People & Ideas In Business ( Versi Majalah SWA )

· Personal & Business Breaktrough, Consultant in Leadership, Motivation, Financial, Sales & Marketing

· Penulis Buku Best Seller Financial Revolution yang terjual lebih dari 10.000 buku dalam waktu 1 hari

· Entrepreneur, Investor Property, Investor Saham, Pemilik 12 Bisnis

WAKTU DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN SEMINAR =

Sabtu, 28 Maret 2009. Jam 08:00 – 15:00

Hotel Ciputra Lt 6. Dian Ball Room

Jln S. Parman. Jakarta Barat

Categories: Belajar Bisnis Tags:

Bioethanol pengganti minyak tanah

February 13, 2009 Leave a comment

UNDANGAN
PELUANG USAHA DESTILASI

Kami mengundang anda para Pengusaha, Calon Pengusaha, Peneliti,
Pelajar/Mahasiswa untuk menghadiri :

DEMO PEMBUATAN BIOETHANOL
DENGAN DESTILATOR TEPAT GUNA
SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI MINYAK TANAH

Diselenggarakan oleh : Asosiasi Pengusaha Bioethanol Indonesia

Tanggal : 21 Februari 2009
Pukul : 10.00 WIB – 16.00 WIB
Tempat : Kampus STEKPI
Jl. Kampus stekpi No 1
Kalibata – Jakarta Selatan

SUSUNAN ACARA :

09.30 – 10.00 = Registrasi
10.00 – 11.15 = Peluang Usaha Bioethanol
11.15 – 12.00 = Konsep Dasar Destilator
12.00 – 13.00 = Istirahat
13.00 – 14.00 = Demo Destilator dan Kompor Bioethanol
14.00 – 15.00 = Diskusi – Tanya Jawab
15.00 – 16.00 = Penutup / Pendaftaran Anggota APBI

Untuk konfirmasi kehadiran Hubungi :

Amri 021 28784848, Hari 021 32497956, Hendro 021 71345934
Wiryawan 081381177910, Yusuf 081511748827

HTM
Rp.50.000 (Umum)
Rp.25.000 (Pelajar/Mhs, Anggota APBI)
Copy Materi, Makan Siang, Snack

Menemukan Prospek yang Berjodoh dengan Marketer

February 13, 2009 Leave a comment

Marketer yang mencari prospek, dan konsumen (prospek) yang mencari barang/jasa kebutuhannya adalah seumpama manusia yang sedang mencari pasangan. Keduanya harus mencari prospek/marketer yang benar-benar sesuai dengan dirinya. Marketer harus menemukan prospek yang memang membutuhkan barang/jasanya, sementara prospek juga harus menemukan marketer yang menawarkan barang/jasa sesuai dengan kriteria yang diinginkannya.

Kali ini, akan kita bahas dari sudut pandang marketer. Bagaimana marketer bisa menemukan prospek yang ‘berjodoh’ dengan barang/jasa yang ditawarkannya?

Finding Prospect

Menemukan prospek, terdengar sebagai tugas yang paling sulit bagi marketer? Bisa jadi, jika taktik dan strategi dalam menemukan prospek kurang efektif. Lalu bagaimana marketer bisa menemukan prospek yang sesuai? Networking adalah salah satu strategi yang paling powerful dalam menemukan prospek. Lakukan networking, jalin hubungan dengan tulus, dan suatu saat Anda dapat bertanya mengenai siapa-siapa saja yang mungkin cocok dengan barang/jasa Anda. Anda dapat bertanya tanpa harus memperoleh lirikan sinis dari mereka, karena Anda sudah menjalin hubungan baik dengan mereka.

Prospek juga bisa diperoleh melalui komunitas-komunitas yang kini tersebar di mana-mana. Tentukan target pasar Anda, aktiflah dalam komunitas, jalin hubungan, dan Anda akan menemukan prospek Anda melaluinya

The Art of Questioning

Sebagai seorang marketer, maka Anda harus menguasai ‘The Art of Questioning’ yang memungkinkan Anda untuk menguasai jalan percakapan antara Anda dengan prospek. Umumnya prospek yang tertarik akan mulai mengajukan pertanyaan mengenai barang/jasa yang Anda tawarkan. Jika hal itu yang terjadi, maka artinya jalan percakapan dikuasai oleh prospek, bukannya Anda. Bagaimana jika setelah mereka mengajukan banyak pertanyaan yang berbelit-belit, dan akhirnya tidak jadi membeli? Hal itu artinya hanya menghabiskan waktu Anda saja.

Lalu bagaimana supaya Anda yang menguasai jalannya percakapan? Ingat, menguasai bukan artinya mendominasi. Menguasai disini artinya Anda berinisiatif untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang memungkinkan Anda untuk menganalisa kecocokan antara prospek dengan barang/jasa Anda.

Look For Perfect Fit

Tujuan dari mengajukan pertanyaan adalah menganalisa kecocokan antara barang atau jasa Anda dengan prospek. Lalu bagaimana seandainya Anda menemukan kecocokan dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh prospek? Dengan berkata jujur bahwa Anda tidak melihat kecocokan antara barang/jasa dengan prospek, maka Anda sudah membantu prospek maupun diri Anda sendiri supaya tidak menghabiskan waktu. Bahkan, akan lebih sempurna lagi jika Anda membantu prospek dalam menemukan barang/jasa yang lebih sesuai dari penawaran lain.

Langkah ini tentunya lebih baik, karena bayangkan seandainya jika prospek benar-benar membeli barang/jasa Anda, dan nyatanya barangnya tidak cocok sehingga menyebabkan mereka tidak puas. Langkah tersebut tentunya bakal meningkatkan kredibilitas Anda di mata prospek, dan mereka tentu akan ingat kepada Anda seandainya mereka suatu saat membutuhkan barang/jasa yang Anda tawarkan.

Categories: Belajar Bisnis Tags:

Sejarah Pedagang Uang (Money Changer) : BANK (1)

February 3, 2009 2 comments

Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan
depresi adalah bagian alami dari siklus bisnis. Namun
kenyataan yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Resesi dan
depresi selalu terjadi bila Bank Sentral memanipulasi jumlah
uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah memastikan semakin
banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan
mereka. Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari
pedagang uang di zaman dahulu…

48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk
membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya
untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai uang baru yang
berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan
pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar
memenangkan hati dari rakyatnya.

Tetapi para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar
dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang,
pajak naik, demikian juga korupsi.

Pada akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%,
yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan
rumahnya.

30 : Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan
kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait
Allah.

Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem,
mereka harus membayar dengan koin khusus, setengah shekel
(setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah
satu-satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya
bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa diterima
oleh Tuhan.

Sayangnya koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang
uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini
menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa orang-orang
Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan mendapatkan
keuntungan yang besar.

Yesus mengusir para pedagang uang ini karena tindakan
monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah. Beberapa
hari kemudian, Yesus disalib.

1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di
Inggris dan secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang
kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi deposit emas
dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan
orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas.
Kertas-kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan
digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman
dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.

Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa
hanya sebagian kecil dari para deposannya yang akan datang
mengambil kembali emas mereka, dan mereka mulai mengambil
keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak
kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan
tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para
tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi
emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga atas
pinjamannya kepada orang-orang.

Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai
Fractional Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas
bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya
mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri mereka terus
bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10
kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.

Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan
mengendalikan suplai uang di sebuah masyarakat, mereka bisa
menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan
mempersulit pinjaman secara berkala.

Caranya adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman
kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar
bertambah di masyarakat, kemudian berpindah ke mempersulit
ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil
kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian
orang kesulitan membayar.

Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari
siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup
membayar. Karena tidak bisa mendapatkan pinjaman baru,
orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan
bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para
tukang emas dengan harga murah.

Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom
and bust, resesi, depresi, ini hanya kata-kata untuk
membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang
uang.